zona pelarian

EKSPLOR PANTAI MALANG SELATAN DI MUSIM HUJAN

pantai malang selatan

Percobaan Kedua: pantai malang selatan di musim hujan

Selang beberapa minggu, saat dirasa cuaca sudah mulai membaik, saya dan teman perjalanan di percobaan pertama, memutuskan mencoba kembali perjalanan ini yang sempat gagal. Yap kali ini kami benar- benar mempersiapkan semua dengan begitu matang. Jas hujan, baju ganti, cek berita, cek cuaca, dan bahkan sampai chat salah satu agen travel Pantai Malang Selatan untuk menanyakan apakah sudah aman untuk berkunjung (hahaha mantap kan). 

Pukul setengah 6 pagi kami mulai berangkat dari kosan dimana yang sebelumnya direncanakan pukul 5 (biasalah orang indonesia suka ngaret). Cuaca terpantau cerah selama di perjalanan dan kali ini kami melewati jalur berbeda dari sebelumnya, oiya ini merupakan jalur yang direkomendasikan oleh warga lokal tempat kami meneduh saat gagal mantai beberapa minggu lalu. 

Jaraknya memang tidak terlalu berbeda dengan jalur yang kemarin coba kami lalui. Namun, medannya yang berbeda karena ini jalurnya lebih manusiawi dengan melewati pemukiman warga yang jalanannya mayoritas lurus dan mulus, jadi perjalanan terasa lebih santai. 

Walaupun bisa dibilang lebih manusiawi dibanding sebelumnya, eitss tapi tidak saat sudah memasuki jalur kawasan pantai. Jalanan aspal yang mulus dan hanya lurus berubah drastis jadi jalanan bebatuan yang benar-benar batu serta lobang besar. Ditambah medan jalanan yang banyak terdapat tanjakan dan turunan yang cukup membuat olahraga jantung. 

Saking bergoyang-goyangnya jalanan ini sampai-sampai resleting tas saya terbuka dengan sendirinya. Untung saja ada orang baik yang memberitahu, kalau tidak jatuh sudah semua barang berharga dalam tas ini tanpa tersadar, terimakasih orang baik. 

Pantai Kondang Merak

Kawasan pantai malang selatan memiliki banyak sekali pilihan pantai nan cantik. Untuk kali ini sebagai awalan pembuka kami memilih pantai kondang merak sebagai destinasi pertama. Lucu ya namanya, apakah disana ada burung merak makanya namanya itu? Tidak-tidak hanya pikiran konyol saya saja. Tiket masuk pantai kondang merak cukup murah ternyata, dimana kita hanya perlu mengeluarkan Rp.10.000/org dan parkir Rp.5.000. Setelah memarkir motor tanpa menunggu lama lagi kami langsung berlari ke bibir pantai untuk menuntaskan ke BM-an kami yang sempat tertunda berminggu-minggu ini.

Wah perasaan lega, senang, syukur bercampur jadi satu saat sampai ditempat yang selama ini kami idam-idamkan, bahkan ini sebuah pencapaian yang luar biasa. Bagaimana tidak ini merupakan pertama kalinya saya dan teman perjalanan melakukan perjalanan sejauh ini hanya berdua, ditambah dengan posisi kami berdua sama sama wanita. Dibilang nekat, ya memang beginilah kami. Kalau bukan cah nekat mana mungkin bisa sampe sini ahaha.

pantai kondang merak jawa timur

Pantai Kondang Merak memiliki intensitas ombak yang terbilang tidak terlalu besar, sehingga cocok buat pengunjung yang mau main air di bibir pantai. Pemandangan disini juga sangat eksotis dengan spot batu karang besar yang tersebar di sepanjang pantai ditambah jernih air laut yang biru serta pasir putih yang bersih. Oiya disini pengunjung diperbolehkan untuk nge-camp juga dengan biaya tambahan menginap. Buat para pencari sunset, katanya Kondang Merak bisa menjadi pilihan, tapi sayangnya karena takut turun hujan dan pulang malam lewat hutan, kami tidak bisa sampai melihat sunset.

Puas bermain air kami hampir terlupa bahwa perut sudah harus diisi, karena jujur kami belum sempat sarapan saat berangkat (jangan ditiru yaa). Akhirnya kami memutuskan untuk mengisi perut ke salah satu warung yang buka di sekitar pantai sambil istirahat dan bersih-bersih. Oiya fasilitas di Pantai Kondang Merak sudah lengkap kok, mulia dari toilet, musholla hingga kedai makanan mudah untuk di temui disini.

Setelah perut terisi, melihat waktu masih panjang alias gak mau rugi kalau cuma satu destinasi saja, kami memutuskan untuk mencoba menjajal pantai seberang yaitu pantai balekambang. 

Pantai Balekambang

Jarak Pantai balekambang dari Kondang Merak tidaklah terlalu jauh yakni cuma sekitar .. menit saja motoran. Selain jaraknya yang dekat, pantai ini masuk ke list rekomendasi yang banyak di sebut di google dan tiktok, diitambah informasi mengatakan ada pura yang viewnya seperti tanah lot. Hemm bikin penasaran gak sih…

jeng jeng jeng…

Sampai di pintu gerbang, kami sedikit terkejut ternyata pantai ini lebih ramai dibanding sebelumnya kondak merak dan harga tiketnya juga lebih mahal 10 ribu yakni 20 ribu/orang. Baiklah karena sudah terlanjur sampai kami lanjutkan saja masuk, sialnya kami kena dua kali biaya parkir disini (konsep lahan parkir disini kurang baik menurut saya).

Sepertinya saya tahu kenapa pantai ini lebih mahal, ya seperti yang sudah saya sebutkan diawal disini ada sebuah tempat ikonik yaitu pulau yang terdapat pura ala Tanah Lot di Bali. Sudah masuk dan bayar eman rasanya kalau tidak sekalian nyebrang ke pura, ya walaupun tidak seluas yang kami kira, namun cukup eksotis juga pemandangan dari pura tersebut.

Karena sebelumnya kami sudah mengisi perut dengan makanan berat, maka tujuan kami di Pantai Balekambang hanyalah untuk sekedar chill di tepi pantai sambil minum air kelapa muda dan ngemil gorengan. Bodohnya kami dua bocah sotoy ini yang gak ngerti konsep kelapa bisa-bisanya dibohongi sama penjual supaya membeli dua sisa kelapa yang mahal (kelapa ijo), tapi untungnya tuhan maha baik salah satu kelapa tersebut isinya ternyata kosong jadi diganti yang kelapa biasa yang mana harganya lebih murah, duh hati-hati ya kalo jajan di tempat wisata.

Jadi total kami menghabiskan 50 ribu untuk dua kelapa dan gorengan, apakah ini mahal? ya buat dompet anak kos lumayan seret yaa, tapi ini masih bersyukur karena kelapanya diganti.

minum es kelapa muda di pantai balekambang

Pantai Balekambang ini termasuk pantai dengan bibir pantai yang panjang. Tidak heran banyak pengunjung yang datang kesini karena ya memang pantainya luas dan ombaknya juga tenang. Dibanding Kondang Merak, sepertinya pantai ini lebih menjadi spot favorit keluarga untuk mantai. Setelah mendapatkan posisi yang rindang, waktunya kami berdua chill sambil nyeruput segarnya air kelapa dan ngemil gorengan. Wah aktivitas inilah yang kami idam-idamkan dari beberapa minggu lalu yang sempat gagal karena hujan.

Oke, karena matahari sudah semakin naik dan takut juga akan kemalaman saat di jalur lobang, kami putuskan untuk kembali pulang mencari aman dan selain itu kami juga takut akan turun hujan saat jalan pulang.

Jalur berlobang here we go again…

Apakah saat pulang jalur ini akan lebih manusiawi, jawabannya malah sebaliknya. Jalur ini menjadi tambah menyiksa karena posisinya kami menanjak dan kondisi sudah ramai kendaraan. Huft saya menyebut jalanan ini dengan tanjakan setan sampai-sampai saya harus turun karena mesin motor yang panas.

Setelah melewati jalur tidak manusiawi akhirnya kembali ke jalan lintas yang mulus sampai kota malang. Jalan yang lurus dengan kondisi lelah tentunya membuat kami menjadi ngantuk. Oiya ada dua kejadian lucu terjadi saat dijalan pulang, pertama kawan saya yang tertidur saat saya bonceng dan bangun kaget sampai motor dibuat oleng olehnya dan kedua helm saya terlepas dari kepala sampai menyekik leher saya, karena motor terlalu ngebut. Duhh ada-ada saja kejadian ini.

Baiklah dua bocah nekat ini berhasil melakukan perjalanan setelah berkali-kali gagal. Perjalanan ini bukanlah untuk dicontoh namun, buat kalian yang membaca cerita ini tolong jadikan pembelajaran jika nantinya akan melakukan perjalanan serupa. Ingat keselamatan itu nomer satu, kalian boleh saja nekat asal dengan pertimbangan yang ketat.

Ya walaupun di Kondak Merak kami tidak bertemu merak dan di Balekambang cukup membuat dompet anak kosan melarat, semua terbayarkan dengan pengalaman yang kami dapatkan selama seharian ini.

Baiklah next enaknya kemana lagi ya…

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *